Senin, 11 Februari 2008

Demokrasi Media Massa, Mungkinkah?

Sekarang ini, mahasiswa mana yang belum pernah bersentuhan dengan media masa. Entah itu media massa tradisional seperti surat kabar, radio, TV dan sebagainya, maupun the New Media yaitu Internet. Memang banyak orang yang menilai, media massa merupakan alat yang tepat untuk mewujudkan demokrasi. Selain sifatnya yang dianggap independen, media dinilai mempunyai sikap yang objektif terhadap persoalan. Namun, benarkah seperti itu? Mungkinkah media massa tidak ditunggangi oleh kepentingan tertentu? Mungkinkah media massa menjadi alat untuk penegakan demokrasi?

Siebert, Peterson dan Schramm lewat bukunya yang berjudul Four theories of the Pers, diceritakan bagaimana media itu berfungsi di masayarakat. Teori pertama, Authorian Theory (Teori Pers Otoriter), diakui sebagai teori pers paling tua. Inti dari teori ini, pers merupakan alat pemerintah yang harus mendukung kebijakan dan mengabdi pada Negara. Kedua, Teori Libertarian Theory (Teori Pers Bebas) yang mencapai puncaknya pada abad 19. Pers dianggap harus bebas dari pengaruh pemerintah. Perusahaan pers semacam ini memang hanya diabatasi oleh sedikit aturan yang membatasi. Akibatnya, media massa hanya semacam alat untuk menciptakan keuntungan berupa materi bagi pemiliknya. Jadi, cenderung kurang sekali tertarik terhadap kepentingan masyarakat.

Teori ketiga, Social Responsibility Theory (Teori Pers Bertanggung Jawab Sosial). Media selain mempunyai kebebasan juga harus bertanggung jawab sosial terhadap masyarakat. Caranya, media tersebut mempunyai lima cirri sebagai berikut :
1. Media harus menyajikan berita-berita peristiwa sehari-hari yang dapat dipercaya, lengkap, dan cerdas dalam koteks memberikan makna.
2. Media harus berfungsi sebagai forum untuk pertukaran komentar dan kritik.
3. Media harus memproyeksikan gambaran yang benar-benar mewakili dari kelompok-kelompok konstituen dalam masyarakat.
4. Media harus menyajikan dan menjelaskan tujuan-tujuan dan nilai-nilai masyarakat.
5. Media harus menyediakan akses penuh terhadap informasi-informasi yang tersembunyi pada suatu saat.

Teori keempat, The Soviet Comunist Theory (Teori pers Komunis Soviet). Teori ini tumbuh dua tahun setelah revolusi Oktober 1917 di Rusia. Hampir mirip dengan teori otoriter, bedanya teori ini bertujuan untuk perkembangan dan perubahan masyarakat untuk mencapai kehidupan komunis.

Nah mencermati hal diatas, sebenarnya media masa saat ini berada pada posisi dimana? Saat ini, media massa menempati kedudukan seperti yang diungkapkan pada Teori Pers Bebas. Media massa sekarang sering digunakan untuk memenuhi kepentingan sang pemilik modal, entah itu pemerintah maupun swasta. Media massa tidak akan memuat berita atau informasi yang merugikan pemiliknya. Misalnya saja, Metro TV yang di pimpin oleh Surya Paloh jarang atau nyaris tidak pernah menayangkan bagaimana dampak negative dari Free Port bagi masyarakat Papua. Ini disebabkan karena, Surya Paloh juga memegang saham dari perusahaan multinasional tersebut.

Henry Subiakto pada seminar bertajuk “Peluang dan Tantangan Demokratisasi Informasi” tanggal 18 Desember 2007, dengan makalah berjudul “Ancaman Terhadap Demokrasi Penyiaran” berpendapat “Media massa, tidak lagi hanya dipandang sebagai kekuatan civil society yang harus dijamin kebebasannya, namun juga dilihat sebagai kekuatan kapitalis yang bisa mengkooptasi bahkan menghagemoni Negara sebagaimana sinyalemen Antonio Gramsci. Atau malah media massa justru berperan sebagai perpanjangan tangan kekuasaan Negara sebagaimana konsep ideological state apparatus dari Louis althusser”.

Jadi sangat sulit mewujudkan sebuah media massa yang benar-benar mampu menegakkan demokrasi. Karena, media massa tidak ada yang pernah benar-benar objektif menyikapi suatu masalah. Media massa memang bersifat independent tetapi berpihak. Entah itu berpihak pada pemerintah, pemilik modal, ataupun sekelompok masyarakat banyak bahkan segelintir orang.


Jumat, 01 Februari 2008

Syukur, Sesuatu Terpenting yang Terlupa

Setelah bebarapa minggu tidak sempat untuk menulis disini. Karena beberapa aktivitas yang sedikit menyita. Yah…kepadatan aktivitas sering membuat kita lupa banyak hal. Ini pengalaman pribadi, jadi tidak maksud untuk menyindir orang lain. Semoga cerita saya ini bisa diambil hikmah oleh orang lain. Kegiatan yang berjibun sering mebuat kita lupa makan misalnya. Sampai-sampai lambung protes karena diserang sama enzim-enzim pencernaan. Maag pun kembuh kembali. Mungkin banyak yang heran, “Ndari, makannya kan banyak, kok bisa maag ya….?” Inilah keunikan saya, banyak teman bilang aneh.

Lupa berikutnya, lupa keluarga. Ini yang sering bikin orang rumah sering komplain. Kalau teman di Kediri bisa pulang seminggu sekali, saya sering sebulan sekali. Padahal Surabaya-Kediri paling lama ditempuh 41/2 jam kalau kereta Dhoho sering berbaik hati dengan kereta lain. Sang Ibu tercinta sering masuk ke kamar biar bisa ngeloni setelah saya tertidur lelap. Sang bijak ayahku, sering curi-curi pandang. Mungkin di dalam hati beliau berkata “anak gadisku telah tumbuh dewasa, susah-susah nggedekke malah di pek uwong”. Tenang, Pak. Masih 4 Tahun lagi kok…^^ (targetku). Dan, Adin, adekku selalu bertanya “Bu, kapan mbak mantuk?” . Aneh… kalau lagi di rumah sering berantem tapi kalau jauh…..Maaf ya, Dek kemarin gak bisa liat kamu mamerin sabuk kuning strep dan marah-marah gara-gara nilaimu jelek. Tapi kamu membuatku bangga, hebat euy adekku, 4 bulan ikut Taek Kwon Do dah dua kali ikut kenaikan tingkat. Ingat gak ceritaku soal ada kereta yang ditarik oleh dua hewan, kuda dan kambing, mana yang kena pecut pak kusir ketika ingin melaju dengan kencang, kuda kan. Jadi kamu jangan marah dulu ketika Sabim-mu sering ngomel keras melihat kamu salah sedikit dibanding ketika temanmu banyak melakukan kesalahan.

Lupa yang lain dan yang paling terpenting adalah lupa ma dzat yang paling segalanya, lupa Tuhan. Kebanyakan dari kita selalu lupa ketika berada diatas segala nikmat, sampe lupa sholat, berdoa, bersyukur. Eh benar lho, meski saya menggunakan kerudung tetapi kadang masih lupa sholat, kalau mau ngapa-ngapain sering lupa doa, dengan sombong sering gak terimakasih sama Tuhan. Dengan ibadah kita bersyukur, berarti saya banyak lupa bersyukur. Saya selalu ingat Tuhan jika masalah datang, tapi kalau nikmat yang datang, duh sering amnesia. Saya jadi ingat joke sufi di sebuah majalah. Kira-kira seperti ini. Malaikat mempunyai spesifikasi tiga tugas dan otomatis juga mempunyai tiga ruangan yang saling berhubungan. Ruangan pertama di isi oleh berjuta-juta malaikat yang dengan sibuknya tanpa henti bertugas mendengarkan setiap permintaan manusia. Ruangan kedua diisi oleh bermilyar-milyar malaikat yang tanpa lelahnya bertugas memenuhi permintaan tersebut. Dan yang ruangan terakhir, ketiga hanya diisi oleh satu malaikat yang tertidur lelap karena tidak ada tugas yang bisa dia kerjakan. Tugas dari malaikat itu tidak lain dan tidak bukan adalah menerima syukur. Saya jadi merasa tersindir…^^

Tuhan ternyata sebenarnya sangat sayang sekali pada kita. Tetapi kita sering melupakannya. Ada tokoh bijak (namanya siapa ya, saya lupa) yang berkata Tuhan sering mengunjungi kita tetapi kita sering tidak ada di rumah. Atau Dedy, senpai (senior) saya pernah lempar joke “Heh, gak ngunjungi Tuhan tha? Tuhan dhewekan lo.” Tuhan, kami memang tidak pantas berada di surgamu, tetapi kami juga tidak kuat menahan siksa nerakamu. Dosa kami seperti butiran pasir di pantai, sisa umur kami berkurang setiap waktu. Kami memang kecil dihadapanMu. Tiada daya dan upaya selain kuasaMu.

Sekali lagi, cerita ini tidak bermaksud untuk teman-teman yang membacanya. Tetapi ini merupakan kisah pribadi yang saya harap mampu memberikan banyak pelajaran.

Senin, 14 Januari 2008

Take Home Pertekom

Sebenarnya saya enggan untuk menuliskan tugas take home pertekom ini ke dalam blog, karena memang tidak cocok dengan apa yang saya tuliskan selama ini. Tapi mau gimana lagi, Mas Irfan, Dosen saya yang masih muda dan baik hati pula (Pertekom dapat A, ya Mas. Halah ngrayu...^^), menginginkan adik-adiknya untuk memuatnya kedalam Blog masing-masing. Ya...jadi terpaksa. Dan inilah jawaban tugas saya....

1.a. Ketika masuk ke dalam cyberspace, saya memperoleh banyak kelebihan dan keterbatasan. Dalam dunia virtual saya banyak memperoleh keuntungan sebagai berikut:
· Dunia virtual membuat saya bisa berkomunikasi secara interaktif dengan orang-orang yang letaknya jauh dari tempat saya, di luar negeri misalnya, dengan biaya yang murah dibanding ketika saya harus datang langsung ke tempat tersebut. Disinilah, saya memperoleh banyak teman dari berbagai status dan golongan.

· Dalam dunia virtual, saya bisa menjadi komunikator massa, dimana saya mampu menyampaikan pesan kepada banyak orang dalam waktu yang sama, dan pastinya tanpa harus tatap muka. Pesan tesebut bisa berupa audio, visual, foto, grafis dan lain-lain.

· Dunia virtual memberikan kesempatan untuk memperoleh informasi dan pengetahuan secara luas dan dunia virtual cepat. Selain it, kita juga bisa memperoleh benda-benda secara gratis. Misalnya ketika kita ingin menonton sesuatu atau meemiliki lagu terbaru dari artis terkenal, kita dapat mendown-load atau barter dengan teman virtual kita.

· Di dunia virtual kita bisa lebih percaya diri berkomunikasi dengan orang lain, karena orang tersebut tidak bisa mengenal kita secara langsung. Seperti kisah di Chiken Soup of The Kids Soul yang berjudul "Teman dari Planet Lain". Di situ diceritakan jika seorang anak mempunyai teman virtual dari negara bagian lain. Teman itu sangat cerdas dan banyak membantunya mengahadapi masalah di dunia nyatanya. Suatu saat si anak ingin tahu bagaiman bentuk teman virtualnya itu, kerena dia telah mengirimkan foto diri tetapi temannya enggan membalas dengan mengirimkan foto juga. Temannya mengelak dengan dalih dia adalah makluk dari planet lain. Hingga suatu ketika si anak menonton TV dan melihat bagaimana dampak internet bagi seorang anak cacat di suatu negara bagian lain, si anak melihat si anak cacat tersebut mempunyai banyak kesamaan dengan teman virtualnya. Akhirnyadia menyadari mengapa temannya itu tidak pernah menunujukan identitas fisiknya secara langsung, meski begitu dia tetap berteman baik dengan anak cacat tersebut tanpa melihat perbedaan yang ada.

Sedangkan kekurangan dari dunia virtual adalah sebagai berikut:
· Dunia virtual, dapat membuat kita keranjingan terhadap dunia maya. Seperti yang Jean Baudrillard katakan tentang hiperealitas, tanda-tanda yang bermain pada wilayah simulasi dan kemudian dimaknai melebihi realitas itu sendiri. Internet mampu membuat manusia memaknai apa yang didalamnya adalah sesuatu yang nyata, padahal tidak demikian sebenarnya. Ini akan bisa membuat manusia terasing dengan dunianya sendiri yaitu dunia nyata. Dan ternyata sekarang terbukti dengan adanya internet, banyak yang mengalami ketergantungan bahkan membuat dirinya menjadi pribadi yang antisosial, karena menganggap apa yagdi internet lebih nyata dibanding kehidupan diluar itu.

· Di dunia virtual juga memunculkan kejahatn jenis baru seperti mengacak-ngacak atau nmembuat rusak suatu situs untuk memperoleh keuntungan pribadi baik berupa kesenangan semata maupun materi.

· Para provider internet harus benar-benar dewasa dalam menyikapi informasi yang ada di internet. Karena ternyata tidak semua yang ada distu layak dikonsumsi. Seperti situs-situs pernografi dan lain-lain.

· Dunia virtual sangat tergatung dengan koneksinya, jika koneksi putus atau terganggu dari pusat, maka komunikasi tidak dapat berjalan dengan lancar.

· Dengan menggunakan teknologi, membuat tidak semua orang mampu menggunakan internet.

1.b. Jika sekarang banyak orang yang bangga mengunakan HP berteknologi 3G, dimana kita bisa menyaksikan lawan bicar kita secara langsung. Sebentar lagi akan muncul 4G (fourth-generation technology) yang berupa penegembangan dari 3G tersebut. 4G dibandingkan dengan 3G mempunyai kelebihan berupa kecepatan mentransfer data dan mempunyai kapasistas yag lebih luas dibanding dengan 4G. Misalnya jika menggunakan 3G kita bisa mendown-load vidio klip yang durasinya tidak begitu panjang, dengan 4G kita bisa mengambil sebuah filmsecara lengkap dan cepat. Tidak hanya itu, dengan 4G kita bisa menyaksikan tayangan TV atau berbicara dengan lawan bicara dengan terlihat lebih mulus tanpa harus tersendat-sendat gambarnya seperti ketika menggunakan 3G atau vidio calling. Menggunakan iternet nirkabel lebihmudah dan cepat dibanding sekarang.

1.c. Melihat begitu pesatnya perkembangan teknologi dan dunia internet yang ada di Indonesia, menurut saya konsep demokrasi bisa dikatakan sudah tercapai. Demokrasi merupakan kebebasan tiap-tiap individu untuk menyampaikan pendapat dan memperoleh informasi secara mudah dan bebas. Di Indonesia sendiri, belum ada peraturan yang membatasi jalanya informasi di dunia internet. Sehingga, tidak aneh jika measyarakat dapat memberikan informasi da memperolehnya tanpa harus takut ditekan oleh pemerintah. Seperti kasusnya Tabloid Tempo beberapa dekade yang lalu ketika masih dalam pemerintahan Orde Baru dan masih dipimpin oleh Goenawan Muhammad, Tempo sempat dibredel karena terlalu vokal dengan pemerintah. Untuk menruskan perjuangannya, Goenawan Muhammad mendirikan tempointeraktif yang bisa diakses secara bebas dan luas baik oleh masyarakat dalam negeri maupun dari luar.

1.d Dalam perkembangan teknologi Komputer, terdapat istilah kriptografi dan enkripsi. Kriptografi merupakan salah satu bahasa yang digunakan dalam komputer yang berupa jajaran angka-angka atau kode-kode yang sulit dibaca oleh orang awam. Bahasa kriptografi menyalin data sensitif seperti detail kartu kredit atau rekening bank ke dalam bahasa sandi matematika. Setelah di rubah ke dalam sandi matematika biasanya dibubuhi dengan tanda tangan digital yang terjamin keamanannya.

Sedangkan enkripsi adalah suatu metode untuk mengamankan suatu file dalam komputer. Enkripsi sejak dari awal digunakan untuk melindungi data dan informasi, terutama untuk mengamankan data dan informasi yang disimpan dalam media penyimpanan maupun untuk mengamankan data dan informasi yang dikirim melalui jaringan. Dalam metode kerjanya , proses enkripsi mengubah dari kode yang bisa dimengerti menjadi kode yang tidak gampang untuk dimengerti. Enkripsi menggunakan suatu table atau kamus yang telah didefinisikan untuk mengganti kata dari informasi atau yang merupakan bagian dari informasi yang dikirim.
Ini pendapat saya setelah mengamati, situs dari beritajatim.com

2.a Berdasarkan pengamatan saya pada salah satu media online yaitu beritajatim.com, saya melihat bahwa tampilan halaman muka media online ini sangat ringkas dan jelas. Di tengah terdapat tampilan berita, dan di pinggir kanan kirinya terdapat iklan, foto berita dan beberapa berita jenis bentuk feature. padat tetapi masih enak untuk dilihat.

2.b Beritajatim.com sangat mudah untuk diakses. Ketika kita mengklik salah satu berita, akan langsung tersambung dengan mudah dan cepat.

2.c Dalam portal ini juga memungkinkan kita untuk menyambung dengan situs lain yang terdapat dalam beritajatim.com. Misalnya , ketika kita ingin mengetahui tentang JIM (Jatim Investmen Menegement) kita tinggal mengklik yang ada dalam situs beritajatim.com lalu kita akan tersambung dengan situs tersebut.

2,d Media ini sangat menerapkan prinsip jurnalism online dengan terbukti jenis berita yang ditampilkan, menggunakan bentuk straight News dimana beritanya sangat padat dan jelas. Inti berita terletak di lead berita.

Cerita Tentang Banjir….(bagian 1)

Cerita ini bukanlah seputar tentang apa penyebab banjir dan akibat yang ditimbulkan dari bencana ini. Bukan semacam itu. Tapi ini merupakan kisah pengalaman saya untuk pertama kali menjadi volunteer bencana banjir. Mungkin bagi sebagian orang, akan menilai mencari muka ketika saya bercerita di sini. Terserahlah teman-teman mau menilai saya apa. Satu hal yang pasti, yang saya lakukan ini belum apa-apa jika dibanding dengan teman-teman saya yang lain. Manu "Rasta Boy", Agus "Pres BEM yang membumi", Joko "Jendral Kenpachi", Dedy "lovely Kakom, yang ntar lagi mau lengser", mereka sampai mengorbankan kuliahnya (padahal lagi UAS lho...) untuk apa yang dinamakan Humanity. Untuk para korban di Lamongan di daerah Mojo Asem dan Datheng, yang di peta aja tidak pernah termuat, yang para Partai Politik atau Perusahaan atau organisasi nasional atau Internasional jarang mau mengunjungi kesana karena tempatnya sangat terpencil dan jarang ter-ekspose. Atau buat teman-teman seperti Rambo, Frans "Jenggo", dan lain-lain berani malu ketika harus ngamen buat cari dana. Jelas saya bukan apa-apa.

Baiklah cerita ini bermula ketika saya mendapat sms dari Arief "Skie" yang dibuka dengan bunyi "Marhaen menangis, dimana para Marhaenis". Dia mengajak untuk memberikan sumbangan berupa apa saja untuk para korban banjir. Hari itu, mumpung lagi dapat bonus sms, saya foward kepada teman-teman saya dengan menambahi mereka dapat mengumpulkan ke kos saya jika tidak tahu letak GMNI Komisariat Fisip Unair. Mungkin jika saya tidak dapat bonus, malas deh...buang-buang pulsa ke 10 orang. Kemudian ada beberapa teman yang menanggapi dengan memberikan sumbangan dengan datang ke kos saya, ada Tika, Tyas, Mbak Tini (mbak kos). Atau ada beberapa teman yang memfowardnya buat teman lain, seperti Andik. Saya tahu, orang macam apa Andik itu. Meski dia mengatakan "aku gak tau, Ndar. Bisa nyumbang apa gak". Tapi dia pasti nyumbang, entah dengan cara apa, soalnya Andik itu orang yang punya prinsip "kalau tangan kanan memberi, tangan kiri gak boleh tahu". Teman-teman yang saya sebutin diatas tadi memang orang yang luar biasa.

Kemudian, saya dimintai tolong saya Pak Presiden BEM buat cari dana ke dosen-dosen. Wuih...mungkin bagi orang-orang ini merupakan pekerjaan yang gampang. Tapi bagi saya, orang yang bertipe enggan memohon kepada orang yang belum akrab, bukan pekerjaan yang mudah pasti. Rasanya muka ini ada "stempelnya", apalagi ketika sebagain besar dosen enggan memberikan sumbangan karena telah menyumbang melalui Dekanat atau Rektorat. Isin Pek....Skie sampai berseloroh, "Kamu seh terlalu serius, jadi mukamu keliatan tegang". Mau bagaimana lagi, inilah saya. Salah memang, tapi saya akan terus berusaha mencoba berubah.
Ketika saya mendengar jika penggalangan dana ada yang dilakukan di perempatan dengan menggunakan kotak amal, saya langsung semangat buat ikut berpartisipasi di dalamnya. Eits....jangan menilai saya orang yang baik dulu. Saya hanya tidak mau kalah dengan teman-teman lain, yang begitu banyak memberikan kepeduliannya buat korban banjir. Saya itu gampang iri melihat orang bisa melakukan hal yang berarti. Dulu waktu SMA, saya melakukan penghijauan di sekolah, karena saya tidak ingin kalah sama SMA lain. Jadi jelas kan, kalau saya menolong korban banjir karena ada faktor lain. Entah kenapa ya, melakukan perbuatan yang tulus itu sulit sekali. Sering saya marah dengan diri sendiri "kok kamu begitu ya, Ndar. Kamu gak pernah benar-benar tulus melakukan sesuatu hal yang baik. Pasti ada tendensiusnya". Tuhan, tolong bantu aku, merubah sifat ini.

Ya...hari berikutnya saya akan bercerita tentang kegiatan saya waktu di Lamongan. Tunggu "Cerita Tentang Banjir" bagian kedua. Saya tidak tahu sampai bagian berapa "Cerita Tentang Banjir" ini selesai. Mungin sampai 4-5 cerita lagi. Sementara itu bagian ke-2 akan saya posting sebelum berangkat lagi ke Lamongan Jumat, minggu ini.


Senin, 07 Januari 2008

Spin Doctor, Bukan Public Relation

Kemarin, hari minggu sempat saya ngobrol dengan salah satu senior dari jurusan politik tentang devisi infokomnya sebuah organisasi nasional A. Kemudian perbincangan kami diselingi dengan perdebatan seputar fungsi sebenarnya dari devisi infokom tersebut. Senior saya yang terkenal sebagai konseptor handal ber-ide panjang lebih panjang dari giginya ini (maaf ya, Xiemen. menyinggung gigi panjangmu. Baguskan ku puji…..^^), mengatakan devisi tersebut lebih mengurusi agitasi propaganda dan juga pencitraan jadi fungsinya kayak Public Relation (PR). Saya langsung menolak pendapatnya “Enggak mas, itu Spin Doctor bukan PR”. Kemudian terus terjadi pedebatan antara kami berdua yang sama-sama mempertahankan pendapat yang sampai akhirnya belum menemui titik temu.

Baiklah saya akan mengulas perbedaan Spin Doctor (SP) dengan PR. Menurut Grattan, “Highly proffessional selling of the political message that’s involves maximum management and manipulation of the media”. Seperti kata xiemen Spin Doctor itu pekerjaannya meliputi agitasi dan propaganda. Spin itu mengaduk, doctor itu ahli. Jadi maksudnya adalah ahli mengaduk, ahli memutar balikkan, yang salah jadi benar, yang benar jadi salah, yang salah semakin dipersalah dan begitu sebaliknya asal tidak merugikan organisasinya. Begitu pula model pencitraanya. SP biasanya berkaitan dengan masalah politik, ada sumber lain yang mengatakan SP adalah juru bicara perorangan atau organisasi.

Sedangkan PR tidak seperti itu. PR lebih bersifat menghubungkan antara organisasi dengan publiknya, baik internal maupun eksternalnya. Cara kerja PR berdasarkan kode etik, tidak boleh merugikan publiknya meski itu eksternal seperti masyarakat sekitar organisasi. Jadi pekerjaannya sangat dilarang untuk menipu. Jika ingin mencitrakan, dengan cara berusaha menggembor-nggemborkan kelebihan yang ada dan tidak pernah mengekspos kekurangannya. Beda dengan SP yang kelebihannya itu dibuat bukan berdasarkan yang dia miliki.

Namun orang kebanyakan bias dalam menilai SP sebagai PR. Padahal sistem kerja kedua hal tersebut sangat berbeda. Dan lebih parahnya lagi, sekarang banyak SP yang menyaru sebagai PR. Tapi tidak dengan PR, yang tidak akan pernah mengaku sebagai SP. Akibatnya banyak pihak yang dirugikan oleh kelakua SP, baik mereka sadari atau tidak. Mengapa semua ini terjadi. Entahlah, tendensi-tendensi yang ada-lah yang membuatnya seperti itu.

O iya, mengapa dalam tulisan saya ini tidak pernah mengganti kata PR dengan kata Hubungan Masyarakat (Humas)? Karena saya tidak akan pernah setuju dengan pengartian PR menjadi Humas dalam bahasa Indonesia. PR itu bukan berurusan dengan masyarakat tetapi dengan publik. Masyarakat itu kerumunan banyak orang yang tidak pernah memilik interest yang sama. Beda dengan publik merupakan kerumunan orang yang memiliki interest yang sama. Jika saya disuruh mengganti kata PR ke dalam bahasa Indonesia, akan saya ganti dengan kata ”Hubungan Publik”.